November 19, 2012

Tugas Topik 1 PJJ


Pendidikan Jarak Jauh
oleh
Dody Faizal Priadana


1. Definisi PJJ.

Pendidikan jarak jauh adalah adalah sebuah metode pendidikan yang menuntuk peserta didik untuk dapat; belajar mandiri, bertanggung jawab pada diri sendiri, komitmen pada jadwal yang sudah ditetapkan, mengatur waktu dengan sebaik mungkin antara belajar dengan kegiatan lainnya. Di mana antara peserta didik dengan guru/dosen terpisah satau sama lain tetapi keduanya tetap terhubung melalui media yang digunakan seperti; web site, media jejaring sosial, e-learning, hp, teleconference, e-mail, televisi, radio dan lain-lain.
Peserta didik dapat belajar kapanpun dan di manapun mereka mau tanpa harus mereka datang ke sekolah atau kampus tetapi tetap mereka harus mematuhui atauran atau kontrak yang sudah ditetapkan. Pedidikan jarak jauh memberikan keluasan dan kebebasan bagi perserta didik dan guru/dosen untuk melakukan kegiatan belajar-mengajar sesuai denga aturan atau kontrak yang berlaku dan sudah disepakati.
   
2. Teori dan filososfi PJJ.

Pengajar memberikan gambaran nyata dari hal-hal yang abstrak dan menyampaikannya kepada peserta didik melalui sebuah media. Peserta didik kemudian menerima, merekam, dan menyimpan informasi tersebut. Kemudian  memodifikasi pendekatan ini dengan menambahkan dua faktor tambahan yakni:
a.       keadaan peserta didik (lingkungan, situasi, sensor penerimaan lainnya) dan
b.      pikiran (ingatan, emosi, keingintahuan, dan minat) Horton (1994).

Dengan konsep ini peserta didik akan mengembangkan gambarannya sendiri dan menggunakan informasi yang diperolehnya untuk membentuk pengalaman baru, sesuai dengan daya pikirnya.

Peserta didik harus mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Peserta didik perlu dibiasakan untuk memunculkan ide-ide baru, memecahkan masalah, dan menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya. Dalam ide-ide konstruktif, biarkan peserta didik mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Hal ini sejalan dengan esensi konstruktivisme bahwa peserta didik harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain.

 Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penggambaran dari teori dan filosofi PJJ adalah untuk mendorong peserta didik dapat belajar mandiri dalam mencerna, memahami, dan mencari solusi dari permasalahan atau kasus yang dihadapat pada proses belajar-mengajar PJJ.

3. Karakteristik PJJ.

PJJ setidaknya memiliki karakteristik sebagai berikut:
  1. terpisahnya antara pengajar dan peserta didik;
  2. penggunaan beragam media seperti; media cetak, audio, video, komputer, multimedia, internet, jejaring sosial, web site, e-learning, hp, televisi, radio, e-mail, e-book untuk mempersatukan pengajar dan peserta didik dalam suatu interaksi pembelajaran;
  3. penyediaan komunikasi dua arah sehingga peserta didik dapat menarik manfaat darinya, dan bahkan mengambil inisiatif dialog;
  4. kemungkinan pertemuan sekali-sekali untuk keperluan pembelajaran dan sosialisasi (pembelajaran diarahkan kepada individu bukan kepada kelompok);
  5. memiliki evaluasi hasil belajar melalui media yang ada; dan
  6. membentuk peserta didik untuk belajar mandiri dan bertanggung jawab sendiri terhadap tugas dan kewajibannya sebagai pelajar.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa sistem PJJ didasarkan pada:
  1. keterpisahan antara peserta didik dan pengajar dalam ruang dan waktu;
  2. pemanfaatan (paket) bahan belajar yang dirancang dan diproduksi secara sistematis;
  3. adanya pertemuan pengajar dan peserta didik yang tidak terus menerus (non-contiguous);
  4. organisasi pendidikan melalui beragam media; dan
  5. adanya penyeliaan dan pemantauan yang intensif dari suatu organisasi pendidikan terhadapat peserta didik dan para pengajarnya agar sesuai dengan rencara yang sudah ditentukan.

4. Prinsip PJJ.

Beberapa prinsip yang menjadi landasan dalam PJJ, yakni:

Prinsip 1  Kemandirian
a.       Para pengajar menentukan cara belajar yang sesuai dengan kondisi dan situasi dari peserta didik apakah perorangan, berpasangan, atau kelompok.
b.      Peserta didik dapat memilih mata pelajaran mana yang ingin mereka ikuti.
c.       Penggunaan aneka sumber yang tersedia dan terjangkau.
d.      Sesedikitnya mungkin bantuan dan intervensi dari luar.

Prinsip 2 Keluwesan
a.       Jadwal yang relatif bebas untuk belajar dan mengerjakan tugas-tugas bagi peserta didik. Mereka dapat memulai kapan saja, mengakses bahan belajar yang diinginkan, mengikuti ujian/tes kemampuan sesuai jadwal yang dapat diikuti.
b.      Peserta didik dapat menentukan jalur yang diinginkan  (formal, non formal).
c.       Lintas jenis dapat dipilih sesuai keinginan (umum, kehususan/kejuruan, dsb).
d.      Belajar dapat dilakukan sambil bekerja atau melakukan kesibukan yang lain.

Prinsip 3 Keterkinian
a.       Pengembangan program yang tepat saat (just-in time) bukan yang diperkirakan perlu (just in case).
b.      Penggunaan sumber belajar terbaru.
c.       Kemudahan dan kecepatan untuk memperoleh informasi.

Prinsip 4 Kesesuaian   
  1. Terkait langsung dengan kebutuhan pribadi, maupun tuntutan lapangan kerja atau kemajuan masyarakat.
  2. Selaras dengan kondisi dan karakteristik peserta didik.
  3. Kesetaraan bobot program.    Pengakuan atas pengalaman (accreditation of prior learning).

Prinsip 5 Mobilitas   
  1. Perpindahan antar satuan pendidikan yang setara (akibat migrasi, dsb).
  2. Lintas jenjang berdasar kemampuan (melalui uji kompentensi, kurikulum atau portfolio).

5. Kondisi dan Faktor yang mempengaruhi keberhasilan PJJ.

Ada beberapa hal yang turut mendukung keberhasilan belajar melalui program PJJ:

1.  Interactivity (Interaksi anatar Peserta Didik dengan Guru/Dosen)
Keberhasilan sistem pendidikan jarak jauh antara lain ditentukan oleh adanya interaksi antara dosen dan peserta didik, antara peserta didik dan lingkungan pendidikan, dan antara peserta didik itu sendiri.

2.  Active learning (Pembelajaran Aktif)
Peserta didik harus mempunyai kemauan yang tinggi untuk mengikuti materi/kelas, mengingat kurangnya fungsi kontrol dari para  pengajr jika dibandingkan dengan kondisi di kelas.

3.  Visual imagery (Gambaran Visual)
Maksudnya bahawa metode pembelajaran yang diberikan harus terdapat berupa metode yang menggambarkan situasi dan kasus yang dialami pada materi pembelajaran baik berupa gambar, video, suara, observasi, penelitian atau mendatangi langsung ketempat kejadian agar peserta didik dapat menangkap maksud dan tujuan dari materi pembelajaran sedang dipelajari.

0 komentar:

Total Pageviews

Search

Translate

Popular Posts